Tuesday, August 31, 2010

Is It Freedom?


Setiap hari setiap berangkat ke kantor gw sll berpikir apa yang harus gw kerjakan seharian ini di kantor.. Gak seperti pekerjaan gw di kantor lama yg udh ter-listing secara otomatis di otak gw, di kantor baru ini gw harus mencari-cari pekerjaan bahkan hanya untuk mengisi kekosongan waktu gw T________T sedih banget..
I feel useless here...


Dan pekerjaan pertama yang terlintas di benak gw adalah browsing.. -___-
Mulai dari nyari-nyari tiket perjalanan walaupun ga ada rencana jalan-jalan, baca berita, baca gosip sampai kalau udah mentok gw pasti menuju ke wikipedia dan masukkan tag line apa pun yg terlintas di pikiran gw saat itu.. Dan ga tau kenapa tiba-tiba gw pengen tahu tentang Tragedi Semanggi n Trisakti tahun 1998. Dalam artikel itu ada link menuju ke Kerusuhan Poso dan gw menyusurinya sampai link Tragedi Lumpur Lapindo.
Dan kesimpulan gw dari sekian banyak kejadian bahkan tragedi kemanusiaan di Indonesia ini belum ada yang tuntas.


Dan gw kembali teringat tentang berita yang gw baca beberapa minggu akhir2 ini..
Berbagai media memberitakan tentang bagaimana memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia
Ada yang bakar bendera Malaysia, ada yang injek-injek bendera Malaysia, sampai yang parah melempar tinja ke kedubes Malaysia..
Oh God, I swear that's the most uncivilized thing undertaken by the country that claim based on the deity and tough habitual customs..
Oleh negara yang menggembar gemborkan syariat agama, dan yang secara heroik menumpas segala kemaksiatan...

Lepas dari tindakan childish itu.. Beberapa pihak menghendaki adanya perlawanan terhadap Malaysia.. Semboyan "Ganyang Malaysia" pun terus menerus digelorakan...
Bahkan sebagian besar dari mereka siap perang melawan Malaysia...
Sepertinya rakyat Indonesia lebih takut bayar pajak dari pada takut mati yah...


Secara pribadi gw memang ga berpihak kepada Malaysia, cukup dengan ga nonton Ipin Upin dan ga nabung di Bank milik Malaysia. Semoga itu cukup untuk pembelaan gw.
But gw lebih ga berpihak sama orang-orang Indonesia yang "lagi panas" itu..
Terlalu banyak masalah di negeri kita ini.. Gw bilang Indonesia itu kacau .. sangat kacau..
Koruptor masih memperluas jaringannya biar ga kalah saingan sama jaringan pengedar narkoba
Rakyat miskin masih sangat banyak-gelandangan yang harusnya dibiayai pemerintah pun ga dapatkan haknya.
Masih banyak rakyat yang belum mendapatkan hak pendidikan
Wakil rakyat yang gajinya puluhan juta masih sering absen dan tidur saat sidang, pembangunan gedung DPR yang baru yang budgetnya 1.8 triliyun yang diprotes rakyat masih akan terus berlangsung-sementara DPR seharusnya menjadi pelayan rakyat bukannya penodong rakyat.
Menengok sedikit ke belakang korban Lumpur Lapindo masih berharap akan datangnya keajaiban.
Korban pengungsian Gunung Meletus Sinabung terus bertambah, belum lagi penindasan kaum agama minoritas oleh kaum mayoritas yang ditandai dengan pembakaran, pengrusakan, pengusiran rumah-rumah ibadat...


Kenapa sih kita ga bersatu untuk mengatasi "musuh-musuh" yang ada di negara kita yang tercinta yang masih kacau ini?
Supaya nanti kita bisa menikmati hari tua yang damai, sejahtera bersama anak cucu kita.
Apa ga cukup kita perang selama lebih dari 3.5 abad dan mengorbankan rakyat kecil yang ga tau apa-apa.
Kecuali perang itu salah satu solusi untuk mengatasi masalah meledaknya jumlah penduduk di Indonesia..
Oh no that's only a joke...

Hari ini Malaysia merayakan HUT nya yang ke-53 di salah satu situs berita online banyak yang komentar bahwa kemerdekaan Malaysia itu cuma "hadiah" dari Inggris dan mengklaim kalau kemerdekaan Indonesia itu hasil perjuangan rakyat dan para pahlawan kita dengan segala kalimat yang sama sekali ga mencerminkan kebudayaan timur yang kita banggakan...

Lalu apa yang harus kita banggakan dari negeri ini??
Apakah kita masih pantas menyebut kita merdeka??
Sedangkan kebodohan, keserakahan, kemiskinan, kebrutalan masih jadi penjajah kita?
Sepertinya Indonesia harus lebih banyak introspeksi diri lagi.
Sama seperti gw harus introspeksi supaya menjadi karyawan yang lebih berguna lagi.
Oh God....

Thursday, August 5, 2010

Ingin Menikah



Keinginanku untuk menikah sudah diujung kepala. Rasanya aku ingin menikah esok hari juga. Entah apa yang dicari. Gaun pengantin indah berekor panjang, make up tebal yang membuat wajahmu tak seperti biasanya, alunan musik koor yang romantis, berjalan sambil menggadengnya di atas karpet yang ditaburi bunga-bunga, memandang wajahnya, dan menangis saat prosesi sungkem yang mengharukan. Menyanyikan lagu cinta berdua di depan keluarga dan kerabat, tertawa bahagia saat perayaan itu dimulai. Berbulan madu di sebuah pulau yang Indah, berpelukan di pinggir pantai, dan makan malam dengan lilin-lilin memenuhi meja yang hanya ada aku dan dia.
Memeluknya saat akan tidur, dan mengecup keningnya saat terbangun di pagi hari.
Memasakan sarapan untuknya, menyiapkan baju dan mencium tangannya saat dia akan pergi bekerja.
Membukakan pintu untuknya dan memberi kecupan hangat saat dia pulang, menyiapkan air hangat untuknya mandi, dan makan malam bersama.
Semua ini indah, tidak ada sedikitpun hal negatif terlintas di otakku tentang pernikahan. Bukankan pernikahan itu indah? Bukankah pernikahan itu sakral dan suci?

Semua saudaraku pun menikah dengan sangat mudah, dan mereka terlihat bahagia. Anak-anak yang manis, ekonomi yang mencukupi. Setiap minggu kita berkumpul bersama di rumah dan tidak ada satu hal pun dari pernikahan yang buruk. Keluarga itu indah.

Tapi kenapa sampai sekarang dia belum mengajakku menikah? Apa yang dipikirkannya lagi? Apa dia masih meragukan aku?
Kita sudah lama pacaran, keluarga sudah saling mengenal, dan bekal pekerjaan pun kita sudah punya. Apa lagi?

Aku lelah menunggu, menunggu janjinya untuk menikahku. Janji yang dia ucapkan sewaktu semuanya dia ambil. Saat itu semuanya terlihat lebih mudah. Tapi sudah hampir setahun aku menunggu, dan aku belum mempersiapkan bahkan hal yang terkecil sekalipun untuk pernikahan kita.
Aku juga sering mendengar waktu dia menjawab pertanyaan siapa pun yang menanyakan kapan kita akan menikah, dan dia selalu menjawab belum tau, nanti lah, kalian dulu lah. Dan entah kenapa saat aku mendengar itu aku merasa dunia ini akan berakhir secepatnya. Langit akan runtuh besok, bumi akan tenggelam dan matahari tidak akan bersinar.
Aku hanya melihat bayangan suram dari mataku dan aku akan segera bertanya untuk apa aku hidup.


Dua hari yang lalu aku mempersiapkan pernikahan saudara sepupu di Semarang, sejak keberangkatanku dari Jakarta aku sudah berpikir betapa bahagianya dia. Bahkan gaun yang dirancangnya sendiri itu sangat anggun, kebaya putih bermonte emas dan ekor yang membuat gaun kebaya itu terlihat mewah, walaupun modal yang dikeluarkan tak mahal. Aku melihat setiap detil hiasan di kepalanya, sanggul ala jawa tengah, dengan pernak pernik keemasan dan bunga bunga yang harum sekali. Setiap detil aku perhatikan karena aku tak mau ada satu hal pun yang terlewat ketika aku memakai sanggul saat pernikahanku nanti. Bunga-bunga itu dirajut dan disusun indah sekali, rangkaian melati yang harum di sematkan di sekeliling sanggul, dan melati yang berbentuk ekor menjulur di belakang sanggul. Sang dukun pengantin sepertinya sudah benar-benar menghapal tiap detilnya, tusuk konde keemasan di sematkan di tengah tengah sanggul, dan hiasan berbentuk seperti telinga kucing keemasan di sematkan di kedua sisi kepalanya kiri dan kanan. Tak lupa lukisan berbentuk gunung-gunung di dahi sang pengantin, dan lelehan tinta emas membingkai lukisan itu.
Sedangkan mempelai pria hanya menggunakan setelan jas. Tetapi terlihat gagah saat prosesi masuk ke gereja. Ini bagian yang paling aku suka. Musik dari paduan suara mengiringi langkah mereka berdua diatas karpet merah bertaburkan bunga menuju ke hadapan altar suci.

Tak sengaja air mataku menetes saat prosesi sungkeman, bibiku memeluk mempelai dengan sangat erat seakan tidak mau berpisah dan menangis, sepertinya bukan tangis kesedihan tetapi tangis haru.
Sayang aku hanya menikmati prosesi ini sendirian, pasanganku sedang sibuk mengabadikan peristiwa ini dengan kamera digital yang dia bawa dari Jakarta.
Padahal aku sangat berharap dia tersentuh dengan prosesi ini dan akan segera mengajakku menikah. Mungkin kurang menyentuh baginya.

Seusai pemberkatan dan sakramen pernikahan di gereja kami menuju ke rumah mempelai. Di depan rumah, lapangan komplek perumahan sudah disulap menjadi istana untuk raja dan ratu sehari ini. Hanya lapangan terbuka biasa, tetapi dihias dengan begitu apik sehingga terkesan sangat mewah. Mempelai berganti pakaian, sekarang mereka mengenakan baju adat basahan dari Jogjakarta, seperti kemben yang terbuka di bagian atas. Meskipun sedikit overweight, mempelai wanita dengan percaya diri naik ke pelaminan, dijemput dengan mempelai pria yang datang dari arah berlawanan dan ini menandakan prosesi adat jawa akan segera di mulai, di mulai dengan melempar janur ke arah pasangan mereka, membasuh kaki pengantin pria dengan air bunga, pemecahan telur, dan pemotongan tumpeng. Akhirnya pasangan itu duduk di pelaminan bersama dengan senyum merekah, seolah berkata akhirnya dia menjadi milikku selamanya.
Hatiku seolah terbang melihat senyuman mereka, dan anganku segera sampai ke langit tertinggi sehingga mempelai itu terlihat mirip seperti aku dan dia. Aku dan dia duduk di pelaminan. Ya Tuhanku…betapa bahagianya aku.

Malam ini aku berdoa, ya Tuhan tolong bukalah pintu hatinya karena aku ingin sekali menikah dengannya, Tuhan jangan biarkan aku menjalani hari-hari penuh dosa ini lebih lama, Tuhan aku ingin hidup bahagia dengannya. Aku ingin hidupku seturut jalan-Mu Tuhan, aku ingin mempunyai keluarga yang bahagia seperti saudara-saudaraku. Tuhan sedikit saja tunjukan kepadanya keinginanku yang sudah tak terbendung ini Tuhan, biarkan sisanya kehendak-Mu yang bekerja, jika memang dia yang terbaik untukku Tuhan, biarkan aku hidup dengannya, namun jika bukan itu kehendak-Mu, maka terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Dan aku tertidur dengan lelap karena bermacam prosesi ini sangat melelahkan tiupan pendingin ruangan di hotel berbintang ini dan selimut yang tebal akan membuatku tidur nyenyak malam ini.

Samara-samar aku mendengar suara gaduh, seorang pria berteriak dan suara wanita tua menangis, pria itu berkata :
“Dasar wanita murahan, tidakkah kamu tahu dulu aku menikahimu karena kau terus saja mendesakku, aku tak sanggup melawan orang tuaku yang selalu mendukungmu,”
“Tidakkah kau mencintaiku sedikit pun? Aku telah memberikan semua yang ku punya bahkan jauh sebelum aku menikah,” jawab wanita itu dengan tangisan.
“Cinta? Kau kira apa itu cinta? Kau hanyalah seperti pelacur di pinggiran jalan yang menyodorkan tubuhmu, pria mana yang tahan melihatnya,”
“Tetapi aku sungguh mencintaimu hingga aku mau memberikan semua milikku kepadamu, percayalah, dan ini hanya masalah uang, kau bisa ambil berapapun yang kau mau, aku akan bekerja sampai tengah malam jika kau mau, aku akan mengurus kebutuhanmu dan anak-anak kita tapi aku mohon jangan pergi dengannya,”
“Aku tak butuh uang, aku bisa mendapatkannya dengan mudah, aku hanya butuh seseorang yang bisa mengisi kekosongan hatiku selama beberapa tahun ini, dan ini tidak mudah bagiku, aku harap kamu mengerti,”
Kelelahan wanita itu menjawab “Tidakkah kamu memikirkan bagaimana masa depan anak-anakmu?”
Dan pria itu menjawab : “Tadi kau bilang sendiri kau akan mengurus mencari uang dan mengurus anak-anakmu, maka apa yang harus aku pikirkan lagi?”
Lalu pria itu pergi meninggalkan wanita yang masih menagis itu.

Mendengar derap langkah pria itu meninggalkan ruangan aku pun berjalan keluar kamar, melihat apa yang terjadi, ya Tuhan ada apa ini, ibuku? Kenapa dia? Dia menjerit kesakitan, dan ya ampun, dahinya memerah dan hanya ada dia dan sebuah helm di sampingnya, sepertinya ayah melemparnya dengan helm itu hingga dahi ibu memar, aku tak bisa berkata apa pun, sepatah kata pun dan aku hanya memeluknya, erat sekali seperti kita tidak pernah berjumpa beberapa tahun lamanya, dan aku mendekapnya dalam dadaku, aku ingin dia merasa aman, aku ingin dia merasa hangat dan tidak akan aku biarkan seorang pun mendekatinya kecuali aku, karena aku tau mereka akan menyakitinya.

Kurang lebih setengah jam aku membiarkannya dalam pelukanku, dan menyelesaikan tangisannya. Ibuku terdiam, dan aku bepikir ini saat yang tepat untuk membicarakan apa yang sebenarnya terjadi tadi, aku buka pelukanku yang erat dan tetesan air mata yang hangat masih terasa di sudut-sudut lenganku, aku ingin memandang wajah ibuku karena aku sangat merindukannya, melebihi aku merindukan air waktu aku kehausan, aku seperti menemukan berlian di padang gurun ketika aku menangkap wajahnya dan dahiku berkerenyit, kenapa wajah ibu pucat sekali, dingin dan kaku, dan kenapa tiba-tiba banyak orang berpakaian hitam yang datang, kenapa banyak bunga disini dan bau-bau kemenyan gereja? Kenapa ibuku tidur di dalam kotak? Bukankah dia seharusnya tidur di ranjangnya yang empuk?
Ibuku, aku bingung ada apa ini? Ibu tolong bisa jelaskan padaku apa yang terjadi?
Aku bertanya pada bibiku tetapi dia tidak menjawab, dia hanya diam saja, sepupu-sepupuku pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika aku mengguncang badannya, berharap dia mau menjelaskan kepadaku.
Aku pergi keluar rumah, aku mau mencari ayahku mungkin dia tahu jawabannya, aku berlari menuju ke jalan raya dan berusaha mengejar motor ayahku yang melaju kencang menjauh, namun aku terjatuh karena kelelahan.

Aku terbangun, sepupuku membukakan tirai jendela sehingga sinar matahari masuk dari celah-celah teralis berwarna perunggu.
“Kau tidur lelap sekali, pasti kau sangat kelelahan, aku bahkan tak tega membangunkanmu untuk sarapan,” kata Putri, saudara sepupuku.
“Oh iya? Bahkan aku tak sadar kalau aku sedang tidur, sepertinya aku baru berlari jauh sekali, dan sekarang aku kelelahan,”
“Bagaimana bisa seseorang kelelahan setelah ia tidur cukup lama? Ada-ada saja kau, sekarang pergilah ke bawah, lihat apakah masih ada tersisa sesuatu untuk kau makan”

Hati-hati aku membuka pintu kamar hotel, karena aku berjaga-jaga ada sesuatu mengejutkan lagi di balik pintu itu, dan dia sudah ada di depan kamar, kamarnya berhadapan dengan kamarku, dan dia menungguku di depan daun pintu, dan dia menggandengku ke arah lift sambil menutup hidungnya, spontan aku kecup halus pipinya yang harum, karena dia sudah mandi sedangkan aku belum.

Sambil menikmati nasi goreng yang sudah dingin dengan topping telur ceplok yang juga sudah dingin, aku memandangi wajahnya yang tampan, walaupun di seluruh dunia ini hanya aku yang memujanya dan memberi predikat tampan. Aku sadar aku sangat mencintainya, sangat mencintainya hingga aku merasakan cinta itu sampai ke ujung bulu-bulu halus ditanganku, sampai butir-butir nasi dingin yang melewati lambungku terasa hangat, memenuhi tubuhku. Aku sangat mencintainya hingga aku akan selalu siap menunggunya sampai kapan pun dia minta aku untuk menunggunya. Aku akan terus menunggunya sampai kapan pun dan tak pernah terpikirkan olehku sebentar saja untuk meninggalkannya.

Aku juga sadar ibuku sangat mencintai aku, meskipun sudah dua tahun yang lalu dia pergi, tetapi dia tak pernah meninggalkanku, dan kasih Tuhan kepadaku tak pernah kuragukan lagi, jawaban Tuhan akan datang, mungkin akan sedikit terlambat tetapi Dia tak pernah melupakannya, janji-Nya akan selalu ku nanti, sampai kapan pun Dia mau memakai hidupku ini.

Tuesday, August 3, 2010

Macet..Maceett!!!!



Everyday, everytime i go to office in the morning with my motor cycle, everytime i left my office going back to home, i can't hardly never find a disaster called traffic jam.

Gw sering berdiskusi dengan pacar..Apa sih sebenernya penyebab kemacetan...
Dengan prediksi kasar kita menyimpulkan :
1. Penduduk di Jakarta udah kebanyakan.
2. Pengguna lalu lintas tidak menaati peraturan it causes
3. Tidak tertibnya lalu lintas, and the winner goes to
4. Banyak sekali pengguna mobil pribadi T__________T

Tapi ternyata prediksi kita berdua ga bego-bego amat...
I've tried to find some data from another source. And most of them said that the high sales of cars and motor cycles is an irony of the cramped road condition in Jakarta.
Sempet ngerasa bersalah karena gw salah satu penyumbang kemacetan dengan punya sepeda motor sendiri, tapi sedikit terhibur dengan ukuran sepeda motor yg ga seluas mobil2 itu..

Bayangkan saja hingga hari ke-7, Jumat (30/7), penjualan mobil di JIExpo, menembus 5.000 unit.

Angka itu adalah 70% dari total target penjualan, yaitu 7.000 unit selama 10 hari penyelenggaraan, dengan target transaksi Rp 2 triliun.

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kemacetan di Jakarta bertambah parah karena meningkatnya jumlah mobil sebanyak 300 unit per hari dan sepeda motor 800 unit per harinya. Bbbrrrr....

Pertumbuhan penggunaan mobil 10% per tahun dan motor 15% per tahun, tidak diimbangi pertumbuhan luas jalan di Jakarta, yang hanya 0,01% per tahun. Bayangkan panjang jalan di Jakarta sebesar 7.650 km dengan luas jalan 40,1 km, atau 0,26% dari wilayah Jakarta seluas 662 kilometer. Kondisi ini jelas tidak sebanding dengan tingginya angka perjalanan.

Bahkan sebuah hitung - hitungan matematis menunjukkan, jika kondisi ini terus berlanjut, Jakarta akan macet total pada 2015 mendatang. Kajian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkapkan, saat ini kecepatan laju kendaraan di Ibukota hanya 10-15 km/jam. Dengan penurunan kecepatan 1 km/jam/tahun, maka pada 2015 akan menjadi 5-10 km/jam. Ditambah rambu-rambu yang ada, maka Jakarta akan macet total.

Dan lebih luas lagi ternyata kemacetan juga punya banyak pengaruh negatif di berbagai sektor. Akibat kemacetan ini, sektor usaha di rugikan hingga mencapai Rp 12,8 triliun pertahun. Ga cuma itu. Seorang pakar UI juga bilang, kerugian masyarakat mencapai Rp 28,1 triliun per tahun, dimana BBM yang terbuang mencapai Rp 10,7 triliun, waktu produktif yang hilang senilai Rp 9,7 triliun dan kerugian pemilik angkutan Rp 1,9 triliun. Kerugian kesehatan pun mencapai Rp 5,8 triliun, mengingat kemacetan menyumbang polusi udara tertinggi di Jakarta, sekitar 90%.

Hal ini memang bukan sepenuhnya kesalahan dari Pengusaha Otomotif yang juga semakin gencar menawarkan produk-produknya, bahkan mereka mengklaim kalo pemerintah yang tidak mampu membangun jalan yang lebih lebar di Jakarta. Mereka ga mau disalahkan karena menurut mereka kemacetan terjadi karena pembangunan jalan yang tersendat ga sebanding dengan besarnya penjualan kendaraan di Jakarta.

Tapi ga begitu menurut kita...
Kenapa di negara-negara "sempit" seperti Singapura, Jepang, kayaknya ga pernah macet?

Coba bayangkan kalau setiap 1 anggota keluarga punya mobil pribadi, ayah 1, ibu 1, anak 1..setiap orang bawa mobil ke kantor atau sekolah, gimana ga penuh tu Jakarta.

Setiap hari minggu sehabis pulang dari gereja gw menyempatkan nonton Crayon Shincan dirumah sambil nyuapin Si Siska, Sepupu gw yg masih kecil. Dari keluarga Nohara gw melihat, mereka punya mobil, tapi ayah Shincan ke kantor naik kereta, Shincan ke sekolah pakai bis sekolah, dan mama Shincan belanja pakai sepeda. Mobil hanya mereka pakai kalau akan rekreasi di hari libur atau weekend.
Dan betapa indahnya Jakarta kalau semua keluarga bisa begitu.
Jalanan ga macet, asep ga bertebaran di mana-mana, hemat bahan bakar, udara segar, badan sehat, kapan ya Jakarta bisa begitu.

Di sisi lain kondisi transportasi umum di Jakarta lumayan parah "banget".
1. Angkot = supirnya ugal-ugalan, berhenti seenaknya, membuat orang2 yg naik angkot berasa naik kora-kora di dufan, walaupun kondisi mobilnya sedikit lebih baik. Tapi dapat dipastikan dengan guncangan angkot yang dasyat seorang ibu hamil bisa melahirkan sebelum waktunya.

2. Metro Mini dan Kopaja = Sumpah 2 hal ini adalah musuh terbesar gw di jalanan. Asepnya ga kira-kira, supirnya ugal-ugalan berasa di Sirkuit Sentul kali tu supir, pas hujan bocor dimana-mana, lantai bus bolong-bolong, banyak copet, kursi karatan berdencit, kalo gw bilang bener-bener ga layak idup di dunia..

3. Bus Kota = lebih mendingan dari pada MM dan Kopaja, apalagi yang patas AC..tapi jangan harap bisa tidur nyaman dalam bus kalo ga ber AC, itu sepertinya bus2 bekas dari Jepang yang dikirim ke Indonesia, atau bus buatan Jepang yg udah ratusan taun mengabdi di Indonesia..sekali lagi..ga layak pakai...

4. Bajaj = Musuh ke-2 setelah MM dan Kopaja, ga mau berkomentar takut dosa karena terlalu banyak yg mau dicaci maki dari sebuah Bajaj.

5. Busway = sebenernya ide pembuatan busway itu menurut gw brilliant bgt..kondisi bus yang ok, adanya jalur khusus, pemakaian BBG (Bahan Bakar Gas) yang meminimalisir polusi, dan fasilitas yg baik. tapi kenapa banyak pihak yang protes yah?!
Sterilisasi jalur khusus busway menuai beberapa argumen dr pihak yang "maunya serba cepet tp ga peduli aturan" and I called them "selfish".
Hey?! sadar ga siih..bukan busway dan jalurnya yg buat maceeet...tp kendaraan dan orang yg udah kebanyakan di Jakarta... -________-

Saking setresnya pemerintah mengatasi kemacetan sampai2 ada wacana pemindahan Ibukota ke Kalimantan..No comment about that but actually there's a simple way, cara yg lebih simple bisa dengan memperbaiki kondisi transportasi umum, sehingga orang2 tertarik untuk memakai kendaraan umum, dan menyimpan mobilnya di rumah.
Anggaran yang terlalu besar??!! Ambil aja dari gaji anggota DPR yang membolos..
Potong gajinya, sumbangin untuk perbaikan transportasi umum...wuakakakak...

Monday, August 2, 2010

Message in the Early Morning



Don't u kno, i've got my arguments with my boyfriends at least once a week...usually in weekend after we met for a date. sometimes it bothers me and i believe become his discomposure too about marriage.
But today, in the morning i've got a message from eno *my best friend and we'll talk about her later* in BBM...

Women are:
1. the one who will be there with you for life.
2. The one who will give birth to your children, though with great pain.
3. The one who takes care of you until old age.
4. The one who will look after you at the moment you were sick.
5. The one will always support you even failed for decades "even hundreds" of times.
6. The one who gave his life for you. Even she threw away her ego with you. Even when you hurt her, she stays at your side...

While men are ..
1. The one who will look after you all of your life.
2. The one who makes sacrifices for you.
3. The one who will feed you.
4. The one who takes care of at the moment you were sick.
5. The one who hugs you when you are sad.
6. The one who wants to make you happy.

They are as valuable, just that they have differences "which sometimes makes them hurting each other, and it can only be overcome with understanding from both sides.
Life is short ... Too short for a variety of arguments ... Why don’t you make your lover happy, and fill the day with "you’re in love, and make your lover smiles wider every day? Is not that a better and happier than hurt each other?
Although in any way, reality is not easy to pass, sometimes even reluctant to go through.

Look up: Get the spirit to move forward.
Look down: There are grateful for all the things.
Look to the side: Spirit of togetherness.
Look back: As a valuable experience.
Look inside: To self introspection
Look to the future: To become a better ...

From the water we learn about peace.....
We learn the hardness of stone.....
From the ground we learn of life.....
Of the butterflies we learn to change our self.....
We learn from the humble rice.....
From the Lord we learn about the perfect love ......
Since no one is perfect......

hmm...a nice message in the morning... n at least, a lil bit makes me think that my boo is much more important than my ego...n why don't just make him happy?