Friday, January 28, 2011

tesy

Friday, October 15, 2010

Next Year Target

1. Ngekost, karena harus jadi orang mandiri ga nebeng sana sini
2. Sekolahin Adek, kalo ga ketrima di STAN ya di Interstudi aja
3. Nyicil Rumah, semoga impian ini bisa tercapai tahun depan
4. Punya kerjaan yang manteb, sampe ga ada keinginan utk pindah lagi
5. Banyakin investasi, lg melirik emas sebagai investasi
6. Beli handphone yang ga bikin jempol kapalan, ga mendesak sih, cuma penting nih kayaknya
7. Ke Baliiiiiiiii

Segini aja dulu targetnya. Mudah-mudahan bisa tercapai dulu yang ini.
Amiiinn.....

Wednesday, October 13, 2010

It's Time to Step Up!!


Jam 10.04 gw baru nyampe di kamar.. merebahkan tubuh sambil masih kena syndrome abis nonton bioskop. Di hari-hari sekarat ini gw memaksakan diri untuk nonton film yang udah gw tunggu-tunggu dari kapan taun. STEP UP 3.
Dan kebetulan Freddy dikaruniai keahlian betulin komputer jadi dy hari itu dapet bonusan karena berhasil betulin 3 komputer milik bosnya. Sepertinya Tuhan memang mentakdirkan gw dan Freddy untuk nonton Step Up 3.

Seperti yang sudah gw duga (sebelom nonton aja deg-degan dulu) filmnya bakalan keren banget. Dan karena memang gw n Freddy penggemar film bergenre Dance ya walaupun ceritanya cheesy tapi dengan sangat bangga gw bilang film itu sangat MENGAGUMKAN!!!

Bercerita tentang seorang Pria bernama Luke -penari sekaligus film maker - yang berusaha mati-matian mempertahankan peninggalan orang tuanya berupa Vault - sebuah gudang yang disulap menjadi Club di lantai dasar dan tempat latihan sekaligus tempat tinggal para dancer yang semuanya adalah tunawisma.
Menghadapi ancaman penyitaan karena belum bayar sewa selama 5 bulan, Luke juga harus mempertaruhkan harga dirinya di World Jam. Pertemuanya dengan Moose dan Natalie membuatnya menemukan harapan untuk Pirates (kelompok dancenya) bisa mengalahkan Samurai (saingannya).


Semua berjalan dengan lancar sampai Luke tau siapa sebenarnya Natalie yang ternyata adik dari Julien - Pemimpin Samurai, yang sengaja dikirim Julien untuk menghancurkan Pirates. Di lain sisi Natalie sudah jatuh cinta kepada Luke, tapi terlambat karena Luke sudah tau semuanya dan memutuskan untuk meninggalkan Natalie, Vault-pun disita dan penghuninya diusir, Pirates kemudian mengalami krisis kepemimpinan dan dinyatakan bubar, beberapa orang dari mereka pun memilih untuk bergabung dengan Samurai. Di sudut lain, Moose sedang mengalami triple dilema antara tari, kuliah, dan Camille - sahabatnya sejak kecil sekaligus orang yang disayanginya.


Namun kemudian Moose bisa mengatasi semuanya dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut, dan bisa mengumpulkan lagi anggota Pirates, serta membujuk Luke melanjutkan perjuangannya untuk World Jam.
Dalam pertandingan Final, Pirates diambang kekalahan, namun tiba-tiba Natalie masuk dalam formasi dan Pirates mendapatkan nilai 10 karena aksi Natalie.
Luke berhasil mendapatkan kembali Vault dan Natalie, Luke pun mendapat beasiswa di Univeritas California, karena Natalie mengirimkan hasil film amatir Luke ke Universitas terserbut. Moose mengambil 2 jurusan sekaligus yaitu Teknik dan Tari, dan mencium Camille.



Plotnya cenderung bisa ditebak tapi yang amazing adalah dance nya. And I LOVE IT SO MUCH!!!
That's why I call them AWESOME!!!

Dan film ini juga mengingatkan gw ke masa SMA.
Waktu itu kelas kami yang cuma berisi 14 orang yang sering disebut sebagai kelas buangan, diberi tugas untuk menciptakan dance group, yang nanti akan dipertunjukkan di depan sekolah.
Kami kelas bahasa cuma berisi 14 orang 3 diantaranya laki-laki, dan termasuk kelas yang sebagian besar isinya bisa dibilang anak kurang mampu. Kami gak mampu sewa pelatih, gak mampu beli kaset bagus, ga mampu beli kostum, dan kami cuma dianggap kelas buangan karena peminat kelas Bahasa sangat sedikit.
Gw bersama ketua kelas bernama Gita, dan Lina, Lemon, Fina, Decy, kami bener-bener pesimis. Akhirnya kami ber 6 membuat koreografinya and the rest would follow us.
Kami cuma bermodal kaset kosong, tape recorder pinjeman dari Gita, beberapa kaset lagu yang udah kita punya (dulu belom ada yang namanya MP3), kami menggabungkan unsur lagu Rnb, Pop, India, dan Dangdut, it sounds "alay" tapi gak loh..kerja kami ternyata membuahkan hasil. Panas-panas ke pasar Johar untuk beli kaset Rhoma Irama pun ga sia-sia, kami jadi satu-satunya Dance Group yang di tampilkan di depan sekolah.
Nilai A dan tepuk tangan meriah jadi hadiah dari perjuangan kami.. hehehe....
Gimana engga, gw yang berukuran besar dari dada sampe betis ini sama si Decy, kayang di depan formasi, dan Lina yang Hindi Freak nari India dengan luwesnya diantara kayangers.
It was one of the unforgettable moments.

Kalau sekarang suruh kayang... Alamat masuk refleksi dan ga jamin pinggang gw bakal balik seperti semula.. hahaha...
Dan STEP UP 3D recommended banget buat ditonton..

Monday, September 20, 2010

Dosa Kita Pada Riyanto (Pahlawan Bom Malam Natal)




Oleh: Lazuardi Ansori | 19 September 2010 | 16:01 WIB



Tahun 2000 saya masih tinggal di kampung halaman saya. Sebuah desa di sebelah selatan Lamongan yang berbatasan langsung dengan Mojokerto. Teman-teman sepermainan saya banyak yang berstatus warga Mojokerto. Kedekatan-kedekatan itu membuat saya punya semacam “ikatan batin” tersendiri dengan Mojokerto.

Peristiwa-peristiwa yang menimpa warga Mojokerto dengan cepat kami terima kabarnya. Isu-isu yang menghangat di masyarakat Mojokerto juga sedikit banyak saya ketahui relatif lebih cepat dibanding orang-orang lain yang jauh dari Mojokerto.

Di akhir tahun 2000 terjadi peristiwa yang menggeparkan bukan hanya bagi warga Mojokerto, namun juga bagi Indonesia. Bom meledak di Gereja Eben Haezer, Mojokerto pada malam Natal.

Banyak korban berjatuhan, dan yang paling menyita perhatian adalah Riyanto. Pria yang kala itu berusia 25 tahun itu meninggal di tempat kejadian dengan kondisi jenasah yang sangat mengenaskan. Namun bukan karena kondisi tubuhnya yang jadi bahan pembicaraan orang, tapi statusnya yang sebagai anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang banyak menyita perhatian.

Lelaki kelahiran Kediri, 23 November 1975 itu ditugaskan oleh GP Ansor Mojokerto untuk serta mengamankan perayaan malam Natal.

Pada awalnya, Misa yang dilakukan di Gereja Eben Haezer itu berjalan lancar dan khusyu’. Akan tetapi keadaan menjadi kacau saat salah satu anggota jemaat mencurigai sebuah bungkusan plastic yang ada dalam Gereja.

Riyanto yang saat itu ada dilokasi dengan sigap memeriksa bungkusan itu di depan pihak keamanan Gereja. Setelah melihat apa yang ada didalam dan Riyanto merasa curiga dia segera berteriak “TIARAAAP!” dan kemudian terjadi kepanikan dalam Gereja.

Menurut beberapa orang, Banser Riyanto saat itu berlari sambil mendekap kantong plastik itu saat sudah tidak ada waktu lagi untuk menjauhkan bungkusan itu dari Gereja. Dan bom pun meladak. Tubuh pria itu berhamburan. Konon kabarnya, serpihan tibuhnya di temukan 100 meter dari tempat ledakan.

Pria Muslim yang lahir dari pasangan Sukarnim dan Katinem ini banyak dipuji orang. Seorang Muslim sejati yang rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan orang lain yang sedang merayakan Natal. Atas keberanian dan pengorbanannya itu banyak penghargaan diberikan kepadanya. Gus Dur pernah berujar “Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya,”

Selain itu, pada tahun 2008 nama Riyanto dijadikan nama program beasiswa oleh The Wahid Institute. Tidak hanya itu, nama Riyanto juga dijadikan nama salah satu jalan di Prajurit Kulon Mojokerto.

—–

Akan tetapi, penghargaan-penghargaan yang telah kita berikan kepada pahlawan kemanusiaan itu ternyata saat ini tidak ada artinya sama sekali. Bukannya belajar dari pengorbanan Riyanto, namun malah ada pihak-pihak yang berjiwa kerdil dan melakukan tindakan konyol yang bertentangan dengan perjuangan mulia Riyanto.

Jika Riyanto yang mengorbankan jiwanya agar umat Nasrani bisa aman dalam merayakan hari kebesaran Agamanya, akan tetapi saat ini ada pihak-pihak yang berusaha menghalangi orang untuk beribadah.

Jika Riyanto yang Muslim dengan gagah berani menjaga menjaga Gereja, namun ada sekarang orang-orang yang (sok) gagah menghalang-halangi pembangunan Gereja.

Betapa bodohnya kita ini, karena tak juga belajar dari pengorbanan orang lain. Betapa berdosanya kita pada Riyanto.

http://m.kompasiana.com/?act=r&id=262440

Friday, September 17, 2010

Siapa Duluan Menikaah???


Seorang sahabat membujuk gw untuk membuat postingan bertemakan ingin menikah, seperti tema cerpen gw di postingan sebelum ini. Agak susah mengabulkannya sementara gw mati kaku seperti skak mat kalau ditanyai soal kapan menikah. Memang sih tema pembicaraan kita akhir-akhir ini tentang siapa diantara kita yang akan menikah lebih dulu.
Anastasia Puri, Dwi Wulandari, Catur Lingga atau malah Saiful Anwar???

Eno mengadakan semacam sayembara, dia akan membuat sebuah piala bergilir dimana disitu akan terukir nama siapa yang menikah serta diberikan pada hari pernikahannya.
Masing-masing lalu akan memberikan wejangan-wejangan di hadapan publik di hari pernikahannya tersebut.
Hmmm, cukup menantang... Dan kami berebut untuk menjadi yang terakhir kecuali Eno, dia sepertinya diam-diam ingin mengambil giliran pertama.
Sedikit clue tentang cerita percintaan kita, yang mungkin akan terbukti nanti setelah semua dari kita sudah menikah ;

1. Eno dan Ringo
Mereka sudah 9 tahun pacaran (kebayang kan betapa enegnya mereka satu sama lain)
Kisah mereka dimulai dari di DO nya Eno dari sekolahnya begitupun Ringo yang didepak karena bermasalah. Mereka pun bertemu di suatu Sekolah Menegah swasta di Kota (Desa sih) Muntilan. Sama-sama menganut paham premanisme mereka pun sering berpetualang dari gunung ke gunung. Sejak pertama mereka jadian memang Ringo terkenal dengan sifatnya yang suka (maaf) selingkuh. Tetapi bagusnya dia selalu mengakui kesalahannya, minta maaf dan meminta kembali ke Eno, walaupun dia mengulanginya di masa mendatang.
Tapi karena ke ampuhan dukunnya Eno, Ringo pun sekarang takluk, dia bersumpah untuk ga mengulangi kesalahannya di masa lalu, dan dia berniat akan segera menikahi Eno, dan ajaibnya setelah 9 tahun pacaran, akhirnya Ringo memberanikan diri memeluk Eno di depan umum untuk pertama kalinya. Patut kita rayakan...
Mereka sudah membuat perencanaan sampai membuat anggaran biaya, dan target yang harus dicapai sebelum menikah, setelah membeli sebuah mobil mereka akan segera menikah, dan Ringo sangat berharap itu bukan waktu yang lama.

2. Utek dan Arief Gadget
Nama cowonya masih misterius sebenernya.
Setelah kisah cintanya dengan Indra selama 6 tahun lebih bubar, Utek langsung menggaet "pria dewasa" bernama Arief Gadget, abis ga dikasih tau namanya sih :(
Kesan pertama waktu kita diperkenalkan dengan pacar barunya ini adalah, dia seorang yang dewasa, sopan, ramah, dan sepertinya seseorang yang bisa mengayomi seorang Utek yang paling manja sedunia ini.
Selama 2 bulan pacaran ini sih belum ada keluhan dari Utek. Ga seperti waktu kisah cinta Cira Cilanya, setiap minggu ada aja yang bikin ribut.
Mereka berdua sudah membuat "Budget Plan 2011" yang berisi :
a. Rumah yang isinya : tanya-tanya dalam 2 minggu yang akan datang dan membeli isinya.
b. Tabungan Jangka Pendek yang berisi: menabung untuk keperluan menikah, dan
c. Tabungan Jangka Panjang yang berisi : tabungan untuk keperluan keluarga dan tabungan membeli mobil.
Cukup terencanakan dengan baik.

3. Gadut dan Indar
Seperti kisah Gadut sebelumnya. Kisah kali ini ga lebih mendingan dari sebelomnya.
Indar seorang gadis yang ditinggal kekasihnya entah kemana selama lebih dari 3 bulan, tanpa kabar, tanpa berita. Meskipun begitu belum ada statement putus dari kedua belah pihak.
Secara kewanitaan, ga ada seorang perempuan yang rela menuggu selama itu tanpa kejelasan kalau bukan dengan alasan masih cinta.
Tetapi sepertinya Gadut akan berjuang kali ini, dia bersikukuh kalau kali ini beda dari wanita sebelumnya, dan dia berjanji akan langsung melamar wanita ini kalau lampu hijau sudah menyala.

4. Bacap n Freddy
Oh no!! It's my turn!!! I hate it!!!
kalau bukan karena sportifitas gw yang tinggi, gw ga akan menulis ini.
Tanggal 27 bulan September ini, kami memasuki tahun kedua pacaran.
Udah sering putus nyambung dan terakhir kami berjanji untuk ga mengucapkan kata putus lagi, melainkan menikah.
Semula kami sudah menetapkan bulan dan tahun kapan kami akan menikah, September 2011.
Setelah penetapan bulan itu gw merasa seperti memasuki area baru dalam hidup, begitu bersemangat dan penuh harapan-harapan.
Tetapi di bulan agustus yang lalu, masalah yang bisa gw katakan sebagai bom waktu akhirnya mulai tersulut. Masalah keyakinan memang selalu menjadi momok pasangan berbeda prinsip. Walapun kami sama-sama Kristiani tetapi kami terpisah oleh doktrin yang berjudul Katolik dan Kristen. Keluarga gw menerima perbedaan ini asalkan kami menikah secara Katolik, dan Freddy bisa tetap menganut Agama Kristen, tapi ga begitu dengan keluarga Freddy yang mengharuskan gw untuk pindah ke Kristen, dan gw ga bisa kompromi dengan yang satu ini. dan sampai sekarang masalah ini belum terselesaikan karena belum ada pembicaraan langsung Freddy ke orang tuanya.
Sebenernya bukan cuma ini penghalangnya, masalah kesiapan ekonomi, dan bathiniah yang juga belum dipersiapkan secara matang dan masalah-masalah kecil ini baru muncul bergiliran setelah masalah utama terungkap.
Sementara kita sehari-hari terus disibukkan dengan bagaimana caranya kita bisa mendapatkan uang sebanyak-banyaknya untuk modal perkawinan kita.
I think it's just an escape for the main problem. Pikiran gw jauh menerawang apa yang akan terjadi jika kita terus hanya mengumpulkan materi tanpa mengumpulkan restu dan berkat orang tua. Hanya waktu yang bisa menjawab. Dan mungkin bom waktu akan meledak pada waktunya nanti.


That's our story, just a piece of us... Still need more clues to get the answer about the first who get married, but we'll see... Who will be the first one to get the thropy?

Anger Management


Beberapa jam yang lalu gw sempat berdebat dengan salah satu "mantan" sahabat. Dan ini mengingatkan gw dengan seseorang yang pernah ada di dalam kehidupan gw.
Iyah..mantan..dulu kami begitu dekat dan entah kenapa sekarang dia seperti dirasuki setan, penuh kebencian terhadap gw dan sahabat-sahabat lamanya.

Namanya Elister, dia lahir di sebuah pulau di seberang pulau jawa. Tapi percayalah ini bukan masalah ras atau suku, karena gw lahir dan hidup dengan lingkungan demokratis serta terbiasa dengan lingkungan heterogen dari beberapa suku dan agama dalam keluarga besar gw, dan ga ada yang salah dengan itu.
Gw, Elister, dan Eno dulu sangat dekat.. Tapi suatu hari -sampai sekarang ga tau kenapa- tiba-tiba diam dan menghilang begitu saja. Kami coba untuk menghubunginya, mengunjunginya, dan menanyakan kenapa sebenarnya dia, tetapi usaha kami cuma bertahan beberapa hari, setelah itu dia pun kembali diam tanpa sebab.

Di pertengahan bulan Agustus, seperti feeling seseorang yang pernah dekat, tiba-tiba gw merindukannya, dan benar saja, besok harinya dia menghubungi gw. Dia minta maaf atas semuanya, dan ingin kembali lagi bersama kami.
Seperti seorang gembala yang menemukan dombanya yang hilang, gw sangat senang, malahan gw menangis terharu membaca kalimat-kalimatnya yang tertulis di sebuat instant messanging.
Dan dia pun berkata kalau dia menangis.
Sama sekali ga ada perasaan yang mengganjal saat itu, semuanya lebur karena kerinduan gw sama dia, jauh lebih kangen dari rasa kangen untuk pacar gw.
Satu yang gw pikirkan saat itu, ingin cepat-cepat bertemu, memeluknya dan bercerita-cerita seperti dulu.
Sejak hari itu kami lumayan sering bertegur sapa lewat chatting, beberapa kali dia mengajak untuk kopi darat tapi gw ga bisa. Dan di hari senin kurang lebih seminggu dari kembalinya dia, seperti biasa gw bergurau di chatting dan tanpa sadar gw mengucapkan kata-kata yang mungkin dia ga suka. But it's just a joke!!
Gw lupa kalimatnya seperti apa tapi intinya gw bilang agatha pacar dia. Itu juga cuma secara explisit aja. Dan kalaupun ada yang ngatain gw pacaran sama Eno juga gw ga akan marah karena gw tau orang itu cuma becanda. Segera Elister mengucapkan kata jahat dan mematikan account chattingnya.
Seketika ingatan-ingatan buruk tentang dia muncul. darah mengalir naik ke otak dan terucap dari ketikan jari-jari gw :
"Kasian, pasti lo ga punya temen ya, hidup lo penuh kemarahan!!"
Ini menjadi puncak kemarahan gw setelah sekian lama gw sm eno berusaha demi dia, Facebook gw di remove dari friend listnya, di chat dia bilang gw babi, dan sekarang dengan hal sepele kayak gini dia marah lagi, dan mungkin dia berharap gw ngemis-ngemis minta maaf ke dia, dan gw katakan I'm done!! Siapa dia?! Segitu pentingnya dia?

Dua hari setelah itu gw dapet kabar dari temen sekantornya kalau dia nangis karena baca kalimat gw itu dan dia benar-benar beranggapan kalau gw mengira dia seorang lesbian.
Sesempit itu kah pikirannya? Tapi gw lebih marah ke diri gw sendiri kenapa gw bisa sekejam itu sama orang yang pernah dekat dengan gw.
Seharusnya kasih bisa mengalahkan kemarahan gw. Tetapi gw lebih berpihak kepada emosi, dan gw menyesal.
Dengan sepenuh hati gw meminta maaf, gw bener-bener nyesel dan sekarang gw memohon untuk dia bisa memaafkan gw dan kembali lagi seperti dulu. Dia pun menanggapinya dengan baik.
Gw kira masalah selesai sampai disitu, gw kira kisah ini bakal happy ending, tapi engga, sampai gw baca beberapa tulisan dia di account Facebooknya.
Dia mengecam negara ini yang menurut dia ga adil terhadap agama minoritas, dengan menyebutkan kalau menteri agama hanya dipilih dari agama itu-itu saja. bla bla bla...
Gw dan Eno berusaha meredakan sedikit ketegangan karena status berbau SARA ini karena beberapa orang dari agama mayoritas sudah mulai ga enak commentnya. Tapi apa yang kita dapat??
Dendamnya ternyata lebih besar dari kasihnya untuk gw.
Tiba-tiba aja dia mengibaratkan dirinya seorang domba yang di tendang oleh empunya dan domba itu ga berpikir untuk kembali lagi kepada empunya.

Terakhir dia meng-update status nya " Forgiveness in life...(teori sih gampang..tapi prakteknya??)

Gw akui gw termasuk orang yang sangat emosional dan mudah tersinggung, dulu sedikit aja orang menyinggung gw, gw akan meluncurkan kata-kata pedas untuknya. Tetapi gw punya teman-teman yang bisa mendinginkan gw. Setidaknya hasrat gw untuk marah-marah sudah jauh berkurang ketika gw mendengar nasihat atau sekedar guyonan sahabat-sahabat gw. Dan gw sudah belajar sekuat tenaga untuk mengontrol emosi ini.
Gw juga sudah terbiasa di lingkungan dengan berbagai macam latar belakang, Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Jawa, Cina, Batak, Padang, semua itu ada di dalam keluarga besar gw.
Gw pikir sangat ga bijaksana untuk mem-publish kemarahan dia apalagi kemarahan berbau SARA.
It's a quite more childish than the anger itself.
Apa salahnya menjaga perasaan orang lain, apa ruginya ketika kita menghargai orang lain, toh kejadian-kejadian berbau SARA itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang mengatasnamakan agama.

Satu lagi yang sebenarnya ingin gw sampaikan ke dia. Tentang manfaat dendam di dalam diri kita. Semua orang pernah terluka, semua orang pernah tersakiti, semua orang pernah dijatuhkan, dan semua itu bisa sembuh hanya dengan memaafkan.
Dengan dendam apa yang kita dapat? Bahagia? Bukan.
Dengan dendam kita semakin terpuruk, dengan dendam kita semakin sakit, dan ga ada yang berkembang dalam dendam selain rasa kebencian.

Seperti kata Collin Powell : Get mad, then get over it. Kita berhak untuk marah tetapi selesaikan itu cepat, karena kemarahan dan dendam akan menimbulkan siklus permusuhan tiada akhir dan cuma satu yang bisa mencegahnya yaitu memaafkan.

Wednesday, September 1, 2010

We Called It Best Friends Forever...

Suatu hari, saat kelas udah beberapa jam dimulai tiba-tiba seorang mahasiswi datang tergopoh-gopoh, dia langsung menuju ke tempat duduk kosong persis di depan gw. Kulitnya yang hitam terlihat agak berminyak karena keringatan, rambutnya yang dipotong sangat pendek membuat kita agak bingung mengenai jenis kelaminnya, apalagi postur tubuhnya yang cenderung datar ga berbentuk, ga ada beberapa benjolan berarti yang biasanya dimiliki seorang perempuan. Tapi karena gw kuliah di Akademi Sekretaris yang notabene hanya menerima mahasiswa perempuan jadi yah..mau ga mau gw harus meyakinkan diri gw kalo dia seorang perempuan.




Dengan sangat mengagetkan dia lalu menoleh ke belakang yang sialnya adalah gw berada tepat di belakangnya. Dengan sok kenal dia bertanya-tanya tentang mata kuliah yang sedang berlangsung. Dan tanpa gw berharap dia memperkenalkan dirinya dengan nama Eno padahal nama lengkapnya Dwi Wulandari, dan dia lulusan dari sebuah sekolah menengah di kota (agak berat menyebut kota) Muntilan.

That was 5 years ago when i knew Eno for the first time. Dan ga nyangka juga dia sekarang masih bersama gw-satu gedung kantor pula.

Eno selalu punya masalah dengan rambutnya.. Mau dia potong pendek, panjang, keriting, di warnai tetep aja selalu ga match sama dia. Dan hobinya mengoleksi benda-benda norak seperti kutek dengan warna norak dan tas stroberi atau tas-tas warna ngejreng dengan model yang sama tapi beda warna.


Di semester kedua, tanpa sengaja di hari pertama kuliah gw duduk di sebelah mahasiswi bernama Catur Lingga Widayanti dan Anastasya Retno Widaranti.. Masing-masing punya nama panggilan Lingga dan Tasya.






Lingga seorang mahasiswi yang jutek, ga mau susah, ga suka ribet, mau menang sendiri dan galak. Tubuhnya kecil, mungil, agak bantat, dengan rambut lurus panjang.

Diantara kita cuma dia yang kayaknya ga punya masalah, mungkin karena sifat dia yang ga mau ribet, dan sok misterius jadi walaupun dia mengalami masalah berat, kalau kita udah nangis-nangis nih, dia cuma bs tersenyum kecut, dan menganggap semua ini akan cepat berlalu, jadi ga usah diperpanjang.


Sedangkan Tasya seorang yang feminin, lembut, agak "lama", dengan postur tinggi, langsing, berambut ikal panjang T__________T - jari-jari gemetar waktu mengetik kata tinggi dan langsing.

Bersama mereka plus si Eno kita bersatu menjadi partner in crime.

Sedangkan kata crime disini dalam arti sebenarnya yaitu kriminal. Entah kita yang terlalu polos atau entah otak kita lagi jalan-jalan kemana hingga kita bs melakukannya.

Yah itu hanya sepenggal masa lalu yang kelam dan pelajaran berharga untuk kita, tapi juga pengalaman tak terlupakan seumur hidup.

Gak lama kemudian nama Lingga diubah seenaknya menjadi Jutek dan Tasya menjadi Nyai lagi-lagi pelakunya si gadis desa Eno.

Nyai atau Tasya mulai menjauh di semester ke 4 saat dia berpacaran dengan seorang pria bernama Didot. She was like hypnotized. Apapun yang dimaui pria itu Nyai akan segera melaksanakannya termasuk menjauh dari kita.. Tapi beberapa bulan merekan berpacaran, pria itu ketawan punya selingkuhan, mereka putus dan Nyai depresi berat sampai sakit dan berbulan-bulan ga kuliah. Akibatnya dia harus mengulang beberapa mata kuliah yang gagal ditempuhnya.


Persahabatan gw, eno dan jutek ini terus berlangsung hingga lulus kuliah dan sampai sekarang.

Sebelum gw ada di kantor gw yang sekarang gw bekerja di sebuah perusahaan Trading di daerah Fatmawati Jakarta Selatan, perusahaan gw mempunyai rekanan perusahaan yang beberapa karyawannya sering datang ke kantor tempat gw berada.





Salah satu karyawannya bernama Saiful Anwar d/h Gajah Bengkak... Gw sebut d/h karena sekarang oleh Jutek namanya diubah menjadi Gadut (Gajah Gendut).

Dan secara semena-mena pula nama gw diganti Bacap (Babi Kecap) ga manusiawi sekali.

Back to Gadut kesan pertama yang akan disampaikan setelah melihat Gadut adalah "besar"

That's why i call him gajah... Besar dan Hitam....Dan asal mula perkenalan Gadut dengan Eno yang mengubah namanya sendiri (karena ga ada yg mau mengubah namanya) menjadi Ee dan Jutek adalah ketika Gadut mulai sok akrab memberikan komentar-komentar ga bermutu di account facebook gw.

Dari situ kita berempat membentuk sebuah group di BBM dan rajin kopi darat.

Gadut selalu menyukai perempuan bermantan dukun.. -___- karena setiap perempuan yg dia taksir selalu ga bisa lepas dari mantannya. Akibatnya sampai sekarang dia masih menjomblo.





Hari ini Gadut dapat tugas ke Palembang... Padahal baru semalam kita buka bersama di Pelangi, ketawa-ketawa ngatain EE sampe dia ngambek, belanja-belanja, hiks...



Perasaan ini seperti ditinggal ibu pergi kerja dan kita harus jaga rumah.. isss....
Jam 15.50 dia akan take off berati kira-kira 5 jam lagi.. We hope that he will have a nice flight... Semoga selamat sampai di Palembang, kerjain kerjaannya dengan cepat, dan pulang ke Jakarta dengan cepat.
And the last but not least gw udah mempersiapkan daftar oleh-oleh yang harus dia bawa pulang dari Palembang.
And we gonna see him on September 12 or 13 for his birthday blast (Sept 10)..
We will miss u so much, Gadut.... Come back soon yah!!!