Wednesday, September 1, 2010

We Called It Best Friends Forever...

Suatu hari, saat kelas udah beberapa jam dimulai tiba-tiba seorang mahasiswi datang tergopoh-gopoh, dia langsung menuju ke tempat duduk kosong persis di depan gw. Kulitnya yang hitam terlihat agak berminyak karena keringatan, rambutnya yang dipotong sangat pendek membuat kita agak bingung mengenai jenis kelaminnya, apalagi postur tubuhnya yang cenderung datar ga berbentuk, ga ada beberapa benjolan berarti yang biasanya dimiliki seorang perempuan. Tapi karena gw kuliah di Akademi Sekretaris yang notabene hanya menerima mahasiswa perempuan jadi yah..mau ga mau gw harus meyakinkan diri gw kalo dia seorang perempuan.




Dengan sangat mengagetkan dia lalu menoleh ke belakang yang sialnya adalah gw berada tepat di belakangnya. Dengan sok kenal dia bertanya-tanya tentang mata kuliah yang sedang berlangsung. Dan tanpa gw berharap dia memperkenalkan dirinya dengan nama Eno padahal nama lengkapnya Dwi Wulandari, dan dia lulusan dari sebuah sekolah menengah di kota (agak berat menyebut kota) Muntilan.

That was 5 years ago when i knew Eno for the first time. Dan ga nyangka juga dia sekarang masih bersama gw-satu gedung kantor pula.

Eno selalu punya masalah dengan rambutnya.. Mau dia potong pendek, panjang, keriting, di warnai tetep aja selalu ga match sama dia. Dan hobinya mengoleksi benda-benda norak seperti kutek dengan warna norak dan tas stroberi atau tas-tas warna ngejreng dengan model yang sama tapi beda warna.


Di semester kedua, tanpa sengaja di hari pertama kuliah gw duduk di sebelah mahasiswi bernama Catur Lingga Widayanti dan Anastasya Retno Widaranti.. Masing-masing punya nama panggilan Lingga dan Tasya.






Lingga seorang mahasiswi yang jutek, ga mau susah, ga suka ribet, mau menang sendiri dan galak. Tubuhnya kecil, mungil, agak bantat, dengan rambut lurus panjang.

Diantara kita cuma dia yang kayaknya ga punya masalah, mungkin karena sifat dia yang ga mau ribet, dan sok misterius jadi walaupun dia mengalami masalah berat, kalau kita udah nangis-nangis nih, dia cuma bs tersenyum kecut, dan menganggap semua ini akan cepat berlalu, jadi ga usah diperpanjang.


Sedangkan Tasya seorang yang feminin, lembut, agak "lama", dengan postur tinggi, langsing, berambut ikal panjang T__________T - jari-jari gemetar waktu mengetik kata tinggi dan langsing.

Bersama mereka plus si Eno kita bersatu menjadi partner in crime.

Sedangkan kata crime disini dalam arti sebenarnya yaitu kriminal. Entah kita yang terlalu polos atau entah otak kita lagi jalan-jalan kemana hingga kita bs melakukannya.

Yah itu hanya sepenggal masa lalu yang kelam dan pelajaran berharga untuk kita, tapi juga pengalaman tak terlupakan seumur hidup.

Gak lama kemudian nama Lingga diubah seenaknya menjadi Jutek dan Tasya menjadi Nyai lagi-lagi pelakunya si gadis desa Eno.

Nyai atau Tasya mulai menjauh di semester ke 4 saat dia berpacaran dengan seorang pria bernama Didot. She was like hypnotized. Apapun yang dimaui pria itu Nyai akan segera melaksanakannya termasuk menjauh dari kita.. Tapi beberapa bulan merekan berpacaran, pria itu ketawan punya selingkuhan, mereka putus dan Nyai depresi berat sampai sakit dan berbulan-bulan ga kuliah. Akibatnya dia harus mengulang beberapa mata kuliah yang gagal ditempuhnya.


Persahabatan gw, eno dan jutek ini terus berlangsung hingga lulus kuliah dan sampai sekarang.

Sebelum gw ada di kantor gw yang sekarang gw bekerja di sebuah perusahaan Trading di daerah Fatmawati Jakarta Selatan, perusahaan gw mempunyai rekanan perusahaan yang beberapa karyawannya sering datang ke kantor tempat gw berada.





Salah satu karyawannya bernama Saiful Anwar d/h Gajah Bengkak... Gw sebut d/h karena sekarang oleh Jutek namanya diubah menjadi Gadut (Gajah Gendut).

Dan secara semena-mena pula nama gw diganti Bacap (Babi Kecap) ga manusiawi sekali.

Back to Gadut kesan pertama yang akan disampaikan setelah melihat Gadut adalah "besar"

That's why i call him gajah... Besar dan Hitam....Dan asal mula perkenalan Gadut dengan Eno yang mengubah namanya sendiri (karena ga ada yg mau mengubah namanya) menjadi Ee dan Jutek adalah ketika Gadut mulai sok akrab memberikan komentar-komentar ga bermutu di account facebook gw.

Dari situ kita berempat membentuk sebuah group di BBM dan rajin kopi darat.

Gadut selalu menyukai perempuan bermantan dukun.. -___- karena setiap perempuan yg dia taksir selalu ga bisa lepas dari mantannya. Akibatnya sampai sekarang dia masih menjomblo.





Hari ini Gadut dapat tugas ke Palembang... Padahal baru semalam kita buka bersama di Pelangi, ketawa-ketawa ngatain EE sampe dia ngambek, belanja-belanja, hiks...



Perasaan ini seperti ditinggal ibu pergi kerja dan kita harus jaga rumah.. isss....
Jam 15.50 dia akan take off berati kira-kira 5 jam lagi.. We hope that he will have a nice flight... Semoga selamat sampai di Palembang, kerjain kerjaannya dengan cepat, dan pulang ke Jakarta dengan cepat.
And the last but not least gw udah mempersiapkan daftar oleh-oleh yang harus dia bawa pulang dari Palembang.
And we gonna see him on September 12 or 13 for his birthday blast (Sept 10)..
We will miss u so much, Gadut.... Come back soon yah!!!

1 comments:

saiful said...

OOoooOOooooOooo co cweettttt....

bacaaaaaaaapppppp.....

ak bacanya amppe campur aduk rasanya..

Post a Comment